Congratulation...
23.26
Selamat Datang Persebaya! Selamat datang di kancah sepakbola tertinggi Indonesia, Super Liga. Rasa bersalah akibat gagal melenggang otomatis dari babak delapan besar, akhirnya bisa terbayar lunas.
Perjuangan super dramatis dan pantang menyerah Endra Prasetya dkk patut diacungi dua jempol saat menyingkirkan PSMS Medan melalui adu penalti dengan skor 7-6 dalam partai playoff di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa (30/6/2009) malam.
Meski sedikit terlambat, tapi hasil ini menjadi hadiah ulang tahun tim Bajul Ijo yang tak akan terlupakan di usianya ke-82. Sungguh perjuangan dramatis! Sebab, sedih dan senang bercampur aduk dalam euforia kemenangan yang diidam-idamkan rakyat Surabaya.
Tak rugi, ribuan pendukung Persebaya alias Bonek yang turut menemani ke Bandung, dibuat bangga, meski satu diantara mereka kehilangan nyawa dalam perjalanan ke Kota Kembang lantaran terjatuh dari kereta api. Kini, skuad 'Pahlawan Hijau' benar-benar menjadi pahlawan bagi Kota Pahlawan.
Perjalanan Persebaya memang tak semulus prediksi pengamat untuk meraih satu tiket ke Super Liga musim 2009. Buktinya, skuad 'Green Heroes' harus berdarah-darah lebih dulu secara internal maupun eksternal untuk merebut tiket terakhir Super Liga.
Mulai goyangan rasionalisasi pemain dan pelatih sejak akhir putaran pertama kompetisi Divisi Utama hingga badai kekalahan menyakitkan 1-5 dari PSPS Pekanbaru dalam babak delapan besar, namun keyakinan Persebaya untuk mencicipi aroma Super Liga dirasa cukup pantas.
Semuanya itu tak terlepas dari dukungan pemain ke-12. Mulai kerja keras pengurus untuk mengumpulkan kembali puing-puing yang telah runtuh di akhir kompetisi hingga niat bonek memberikan sumbangan bonus kepada pemain, semuanya membuahkan hasil. Bravo!
Namun, meski tahta Persebaya kini sudah beralih status, bukan berarti usai sudah perjuangan Bajul Ijo. Sebab sebaliknya, dengan apa yang diraih saat ini, perjalanan Persebaya akan semakin berat. Keberhasilan yang diraih dengan susah payah ini, tak pantas kalau nanti hanya sebatas numpang lewat di Super Liga.
Ingat, persaingan Super Liga jauh sangat berbeda dengan Divisi Utama. Aroma profesional harus lebih ditingkatkan. Jangan sampai Persebaya menjadi PSIS Semarang yang KO (Knock Out) lebih dulu sebelum kompetisi usai. Jangan sampai Persebaya gembos ditengah jalan dengan alasan kekurangan finansial dan sebagainya.
Oleh sebab itu, beberapa pembenahan harus secepatnya dikebut demi menjadikan Persebaya sebagai tim yang disegani, menjadi tim yang besar, sebesar sejarah dan namanya di belantika sepakbola nasional.
Nah, dari segi ini, sudah seharusnya bila Stadion Gelora 10 Nopember harus segera dibenahi sembari menunggu finishing Gelora Bung Tomo yang mungkin pembangunannya kelar akhir tahun 2009 nanti. Sebab, tak lucu bila sudah susah payah lolos ke Super Liga, ternyata BLI (Badan Liga Indonesia) tak merekomendasi stadion bersejarah itu menjadi kandang Bajul Ijo sehingga harus menyewa stadion lain seperti PSMS Medan musim ini di Stadion Siliwangi, Bandung.
Kemudian soal perombakan manajemen profesional. Sebagai tim yang sudah dipastikan tampil di Super Liga, apapun alasannya, semua tentu tak ingin peristiwa rasionalisasi gaji pemain terjadi lagi untuk yang kedua kalinya. Sebab mau tidak mau, manajemen harus bisa mengantisipasinya sejak awal. Sedia payung sebelum hujan akan dirasa cukup efektif dalam hal ini, entah bagaimana caranya.
Lalu tentang penataan suporter. Tentu ini akan jauh lebih rumit dari semua permasalahan yang ada. Sebab dengan mengkoordinir massa yang sudah bukan ribuan, melainkan puluhan ribu, tentu bukan sesuatu yang mudah. Semua warga Surabaya pasti berkehendak jika bonek sejati adalah suporter yang loyalis, fanatis, kritis dan dinamis.
Tetapi, semua itu akan membutuhkan proses perubahan cara berpikir, kedewasaan dalam meluapan rasa cinta dan fanatisme-nya dalam mendukung Persebaya. Jangan lagi ada aksi anarkis meski mengalami kejadian sepahit apapun. Sebab di Super Liga, aturan akan benar-benar ditegakkan. Jangan sampai bonek yang telah bebas sanksi dari peristiwa Asusemper (Amuk Suporter Surabaya Empat September) 2006, terulang kembali di musim 2009 nanti.
Sekali lagi, aroma Super Liga jelas lebih panas. Ingat, tidak hanya Arema Malang dan Persija Jakarta saja yang akan menjadi lawan Persebaya. Sebab Persela Lamongan dan Persema Malang yang juga memiliki suporter fanatik dan bermasalah dengan bonek, juga siap menghadang.
Apalagi Super Liga memakai sistem kompetisi penuh home and away. Sehingga, bila bonek tak bisa lapang dada, sabar atau ramah kepada setiap tim dan pendukung lainnya, dikhawatirkan bisa berimbas pada kondusifitas tim saat berlaga tandang. Tentunya itu akan merugikan.
Lalu mengenai perburuan pemain dan pelatih. Persebaya memiliki pemain-pemain muda yang potensial. Jadi sangat bagus bagi investasi pendanaan Persebaya sendiri dengan melakukan kontrak jangka panjang. Namun, beberapa sektor masih perlu ditambal untuk memperkokoh barikade serangan maupun bertahan.
Selain memperkuat tim, nama besar pemain juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton atau fans. Ini akan menguntungkan Persebaya dalam menarik sponsor, khususnya pemain berlabel timnas. Memang, dana akan menjadi persoalan. Tapi semua masih serba mungkin. Dengan bujuk rayu dan strategi jenius seorang Ketua Umum Saleh Mukadar, tak ada yang tidak mungkin. Kalau perlu, bila tahun 1997 adalah dream team part I dan tahun 2004 dream team part II, kini saatnya membangun dream team part III.
Yang penting, perburuan jangan sampai terlambat. Begitu juga dengan pelatih. Siapapun pelatihnya, dengan kapasitas pemain yang mumpuni, semua pasti akan bisa mulus. Terlebih kalau pelatihnya Arek Suroboyo asli, pasti akan lebih membanggakan. Jadi sekali lagi, selamat datang ke habitatmu, Super Liga. [aAd]
Perjuangan super dramatis dan pantang menyerah Endra Prasetya dkk patut diacungi dua jempol saat menyingkirkan PSMS Medan melalui adu penalti dengan skor 7-6 dalam partai playoff di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa (30/6/2009) malam.
Meski sedikit terlambat, tapi hasil ini menjadi hadiah ulang tahun tim Bajul Ijo yang tak akan terlupakan di usianya ke-82. Sungguh perjuangan dramatis! Sebab, sedih dan senang bercampur aduk dalam euforia kemenangan yang diidam-idamkan rakyat Surabaya.
Tak rugi, ribuan pendukung Persebaya alias Bonek yang turut menemani ke Bandung, dibuat bangga, meski satu diantara mereka kehilangan nyawa dalam perjalanan ke Kota Kembang lantaran terjatuh dari kereta api. Kini, skuad 'Pahlawan Hijau' benar-benar menjadi pahlawan bagi Kota Pahlawan.
Perjalanan Persebaya memang tak semulus prediksi pengamat untuk meraih satu tiket ke Super Liga musim 2009. Buktinya, skuad 'Green Heroes' harus berdarah-darah lebih dulu secara internal maupun eksternal untuk merebut tiket terakhir Super Liga.
Mulai goyangan rasionalisasi pemain dan pelatih sejak akhir putaran pertama kompetisi Divisi Utama hingga badai kekalahan menyakitkan 1-5 dari PSPS Pekanbaru dalam babak delapan besar, namun keyakinan Persebaya untuk mencicipi aroma Super Liga dirasa cukup pantas.
Semuanya itu tak terlepas dari dukungan pemain ke-12. Mulai kerja keras pengurus untuk mengumpulkan kembali puing-puing yang telah runtuh di akhir kompetisi hingga niat bonek memberikan sumbangan bonus kepada pemain, semuanya membuahkan hasil. Bravo!
Namun, meski tahta Persebaya kini sudah beralih status, bukan berarti usai sudah perjuangan Bajul Ijo. Sebab sebaliknya, dengan apa yang diraih saat ini, perjalanan Persebaya akan semakin berat. Keberhasilan yang diraih dengan susah payah ini, tak pantas kalau nanti hanya sebatas numpang lewat di Super Liga.
Ingat, persaingan Super Liga jauh sangat berbeda dengan Divisi Utama. Aroma profesional harus lebih ditingkatkan. Jangan sampai Persebaya menjadi PSIS Semarang yang KO (Knock Out) lebih dulu sebelum kompetisi usai. Jangan sampai Persebaya gembos ditengah jalan dengan alasan kekurangan finansial dan sebagainya.
Oleh sebab itu, beberapa pembenahan harus secepatnya dikebut demi menjadikan Persebaya sebagai tim yang disegani, menjadi tim yang besar, sebesar sejarah dan namanya di belantika sepakbola nasional.
Nah, dari segi ini, sudah seharusnya bila Stadion Gelora 10 Nopember harus segera dibenahi sembari menunggu finishing Gelora Bung Tomo yang mungkin pembangunannya kelar akhir tahun 2009 nanti. Sebab, tak lucu bila sudah susah payah lolos ke Super Liga, ternyata BLI (Badan Liga Indonesia) tak merekomendasi stadion bersejarah itu menjadi kandang Bajul Ijo sehingga harus menyewa stadion lain seperti PSMS Medan musim ini di Stadion Siliwangi, Bandung.
Kemudian soal perombakan manajemen profesional. Sebagai tim yang sudah dipastikan tampil di Super Liga, apapun alasannya, semua tentu tak ingin peristiwa rasionalisasi gaji pemain terjadi lagi untuk yang kedua kalinya. Sebab mau tidak mau, manajemen harus bisa mengantisipasinya sejak awal. Sedia payung sebelum hujan akan dirasa cukup efektif dalam hal ini, entah bagaimana caranya.
Lalu tentang penataan suporter. Tentu ini akan jauh lebih rumit dari semua permasalahan yang ada. Sebab dengan mengkoordinir massa yang sudah bukan ribuan, melainkan puluhan ribu, tentu bukan sesuatu yang mudah. Semua warga Surabaya pasti berkehendak jika bonek sejati adalah suporter yang loyalis, fanatis, kritis dan dinamis.
Tetapi, semua itu akan membutuhkan proses perubahan cara berpikir, kedewasaan dalam meluapan rasa cinta dan fanatisme-nya dalam mendukung Persebaya. Jangan lagi ada aksi anarkis meski mengalami kejadian sepahit apapun. Sebab di Super Liga, aturan akan benar-benar ditegakkan. Jangan sampai bonek yang telah bebas sanksi dari peristiwa Asusemper (Amuk Suporter Surabaya Empat September) 2006, terulang kembali di musim 2009 nanti.
Sekali lagi, aroma Super Liga jelas lebih panas. Ingat, tidak hanya Arema Malang dan Persija Jakarta saja yang akan menjadi lawan Persebaya. Sebab Persela Lamongan dan Persema Malang yang juga memiliki suporter fanatik dan bermasalah dengan bonek, juga siap menghadang.
Apalagi Super Liga memakai sistem kompetisi penuh home and away. Sehingga, bila bonek tak bisa lapang dada, sabar atau ramah kepada setiap tim dan pendukung lainnya, dikhawatirkan bisa berimbas pada kondusifitas tim saat berlaga tandang. Tentunya itu akan merugikan.
Lalu mengenai perburuan pemain dan pelatih. Persebaya memiliki pemain-pemain muda yang potensial. Jadi sangat bagus bagi investasi pendanaan Persebaya sendiri dengan melakukan kontrak jangka panjang. Namun, beberapa sektor masih perlu ditambal untuk memperkokoh barikade serangan maupun bertahan.
Selain memperkuat tim, nama besar pemain juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton atau fans. Ini akan menguntungkan Persebaya dalam menarik sponsor, khususnya pemain berlabel timnas. Memang, dana akan menjadi persoalan. Tapi semua masih serba mungkin. Dengan bujuk rayu dan strategi jenius seorang Ketua Umum Saleh Mukadar, tak ada yang tidak mungkin. Kalau perlu, bila tahun 1997 adalah dream team part I dan tahun 2004 dream team part II, kini saatnya membangun dream team part III.
Yang penting, perburuan jangan sampai terlambat. Begitu juga dengan pelatih. Siapapun pelatihnya, dengan kapasitas pemain yang mumpuni, semua pasti akan bisa mulus. Terlebih kalau pelatihnya Arek Suroboyo asli, pasti akan lebih membanggakan. Jadi sekali lagi, selamat datang ke habitatmu, Super Liga. [aAd]





